Makna surah al fil 2 |sapto tri blog
Hanathah lantas berkata kepada Abdul Muthallib, pergilah bersamaku menghadap Abrahah. Kemudian Abdul Muthallib pergi bersama Hanathah. Saat Abrahah melihat Abdul Muthallib, ia pun memberikan penghormatan. Abdul Muthallib adalah seorang lelaki tinggi besar yang enak dilihat. Abrahah lalu turun dari singgasananya dan duduk bersama Abdul Muthallib di atas permadani dan menanyakan keperluan Abdul Muthallib. Abdul Muthallib berkata, keperluanku adalah raja mengembalikan kepadaku 200 ekor unta yang engkau ambil. Abrahah heran dan berkata: akankah engkau membicarakan urusan 200 ekor unta milikmu yang aku ambil. Tidak mempedulikan bait (Ka’bah), rumah agamamu dan agama leluhurmu, aku datang untuk menghancurkannya. Tidakkah engkau akan membicarakanny denganku? Abdul Muthallib kemudian berkata kepada Abrahah: sesungguhnya aku hanyalah pemilik (tuan) dari unta, dan al-Bait (Ka’bah) adalah milik Tuhan yang akan menjaganya darimu. Abrahah berkata: tidak ada yang akan menghalangi aku, kamu atau pun DIA. Abdul Muthallib dan pemuka-pemuka Arab yang lain telah menawarkan kepada Abrahah 1/3 (sepertiga) kekayaan negeri Tihamah jika ia mau kembali dan meninggalkan al-Bait (Ka’bah). Abrahah tidak mau dan mengembalikan unta milik Abdul Muthallib. Abdul Muthallib kemudian pulang dan mendatangi pintu al-Bait (Ka’bah), ia bersama sekelompok orang Quraisy. Mereka membentuk lingkaran di pintu Ka’bah, berdo’a kepada Allah, memohon pertolongan atas Abrahah dan pasukannya. Kemudian pasukan (Abrahah) bergerak kea rah al-Bait dan memasuki Makkah. Abrahah mengendarai gajah besar bernama “Mahmud”. Ketika mereka mengarah ke al-Haram (Ka’bah dan sekitarnya), si gajah (Mahmud) menderum dan tidak mau bangun. Sedangkan jika mengarah ke Yaman atau arah yang lain, ia bergegas jalan dengan cepat. Pada hari berikutnya sewaktu Abdul Muthallib berdo’a, ia menoleh (ke atas), tiba-tiba ada segerombolan burung dari arah laut Yaman. Ia pun berkata, Demi Allah, ini burung yang aneh, bukan dari Najd, bukan juga dari Tihamah. Pada setiap terdapat batu di paruh dan kaki-kakinya. Batu-batu itu kemudian dijatuhkan ke atas pasukan Abrahah. Tidaklah batu-batu itu mengenai mereka, kecuali binasa. Pasukan Abrahah pun lari tunggang-langgang ke arah Yaman, berguguran di jalanan. Abrahah terkena batu di badannya, sendi-sendinya mulai terlepas satu persatu, dagingnya juga berjatuhan, sampai ia tiba di “Shan’a’” dan mati dengan kematian yang paling buruk. Kekalahan ini membawa pengaruh besar bagi para sejarawan dan orang-orang Arab, mereka lantas menghormati kabilah Quraiys. Mereka berkomentar: orang-orang Quraisy adalah ahli Allah, Allah membela mereka, cukuplah permusuhan terhadap mereka. Dan mereka semakin mengagungkan al-Bait (Ka’bah) dan mempercayai kedudukannya di sisi Allah. Allah bermaksud dengan kejadian ini mengagungkan Bait-Nya dan me-ninggikan kedudukannya serta mempersiapkan bangsa Arab untuk memikul kerasulan Islam (Risalah al-Islam) ke seluruh alam. Peristiwa bersejarah tersebut sangat penting pada tahun kelahiran Nabi SAW tahun 570 M, yakni 40 tahun antara tahun gajah dan diangkatnya Nabi SAW menjadi Rasul. Dan di Makkah masih ada sekelompok orang yang menyaksikan peristiwa tersebut, yang mencapai batas tawatur/mutawatir ketika Nabi dilahirkan. Hal itu tidak lain merupakan pertanda keistimewaan (irhash) bagi Rasulullah SAW. Kisah Pasukan Bergajah 1). Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu Telah bertindak terhadap tentara bergajah [yang dimaksud dengan tentara bergajah ialah tentara yang dipimpin oleh Abrahah Gubernur Yaman yang hendak menghancurkan Ka'bah. sebelum masuk ke kota Mekah tentara tersebut diserang burung-burung yang melemparinya dengan batu-batu kecil sehingga mereka musnah]? 2). Bukankah dia Telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia? 3). Dan dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, 4). Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, 5). Lalu dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). Tafsir dan Penjelasan: [ayat 1]. Apakah kamu tidak tahu dengan seyakinnya, seakan engkau menyaksikan peristiwa itu, dengan apa yang telah diperbuat Tuhanmu Yang Maha Agung lagi Maha Kuasa terhadap tentara bergajah, dalam arti Allah membinasakan mereka, memelihara Bait al-Haram, tidakkah pantas bagi kaummu agar mereka beriman kepada Allah SWT. Sementara orang-orang dari mereka menyaksikan peristiwa itu. Dimana bangsa Nashrani Habasyah yang menguasai Ymana ke Hijaz bermaksud merobohkan Ka’bah, ketika mereka dekat dari Makkah dan mau memasukinya, Allah SWT mengirimkan sekelompok burung-burung yang membawa batu yang dijatuhkan atas mereka, dan membinasakan mereka.
Komentar
Posting Komentar