Makna surah al fil 3 | sapto tri blog
[ayat 2]. Allah SWT merusak rencana dan komplotan mereka. Artinya, tidakkah engkau memperhatikan bahwa Tuhanmu menjadikan tipu daya dan perencanaan serta usaha mereka untuk merobohkan Ka’bah, menjajah penduduk Makkah berada dalam kesesatan dari apa yang mereka maksudkan, dalam ke-musnahan dan kesia-siaan, sehingga mereka tidak sampai ke al-Bait, juga tidak sampai pada tujuan mereka dengan tipu daya mereka, justru Allah SWT mem-binasakan mereka. Tipu daya (al-Kaid) adalah bermaksud membahayakan orang lain tidak secara terang-terangan. Ketika kaummu mengetahui hal ini, maka berilah peringatan mereka bahwa Allah SWT akan menghukum mereka dengan hukuman yang sama selama mereka senantiasa kafir kepada Allah SWT, Rasul-Nya SAW, kitab-Nya yang mulia, dan menghalangi manusia dari jalan iman yang benar kepada Allah SWT. [ayat 3-4]. Allah SWT mengirimkan beberapa kelompok burung hitam secara terpisah. Mereka datang dari arah laut berkelompok-kelompok. Masing-masing burung membawa tiga buah batu; dua batu di kedua kakinya, dan satu batu di paruhnya, tidaklah batu itu mengenai sesuatu kecuali merusak dan membinasa-kannya. Batu tersebut kecil dari tanah liat yang mengeras (membatu) seperti biji kacang yang lebih besar dari kedelai. Ketika batu itu mengenai salah satu dari mereka, maka mereka membatu karenanya dan mengeluarkan bisul atau campak sampai mereka binasa. [ayat 5]. Allah SWT menjadikan mereka sisa-sisa seperti dedaunan tanaman atau pepohonan ketika dimakan ulat, kemudian mengeluarkan kotoran-nya, maka Allah SWT membinasakan mereka semua. Al-Bukhari mengeluarkan (hadits) bahwasanya: ketika Rasulullah SAW menguasai al-Tsaniyah pada hari Hudaibiyah atas orang-orang Quraisy, maka menderumlah unta beliau, para sahabat menghalaunya, ia pun tidak mau jalan. Para sahabat berkata: al-Qashwa’ (nama unta Nabi SAW) tidak mau jalan. Rasulullah SAW kemudian bersabda: “Tidaklah al-Qashwa’ mogok, itu bukan kebiasaannya, akan tetapi Sang Penghalau tentara bergajah yang menahannya”. Lalu beliau bersabda lagi: “Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, tidaklak kalian memintaku hari ini akan urusan yang mengagungkan kehormatan Allah, kecuali aku memenuhinya”. Setelah itu beliau menghalau al-Qashwa’ dan ia pun bangkit. Dalam Shahihain (Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim) disebutkan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda pada penaklukan (fath) Makkah: “Sesungguhnya Allah memelihara Makkah dari gajah, Allah menguasakannya kepada Rasul-Nya dan orang-orang mukmin. Sesungguhnya telah kembali kehormatannya telah kembali pada hari ini seperti kehormatannya kemarin, ingatlah, hendaklah yang menyaksikan menyampaikan kepada yang tidak me-nyaksikan. Fiqh al-Hayat (Hukum-hukum): 1). Khitab (percakapan) ini sekalipun untuk Nabi SAW, akan tetapi umum, yakni tidakkah kalian memperhatikan apa yang telah aku perbuat dengan tentara bergajah? Kalian telah melihat hal itu, dan kalian tahu tempat anugerahku atas kalian, lantas kenapa kalian tidak beriman? 2). Peristiwa itu menunjukkan atas kekuasaan Allah Sang Maha Pencipta, ilmu-Nya dan hikmah-Nya, serta kemuliaan nabi Muhammad SAW, karena bisa saja mendahulukan mu’jizat dari zaman al-Bi’tsah (pengangkatan nabi) sebagai dasar kenabian dan menjadi indikasi. Oleh karena itu mereka berkata: awan menaungi Muhammad SAW. Abu Hayyan berkata: pengusiran musuh yang besar tersebut pada tahun kelahiran Nabi SAW al-Sa’id menjadi indikasi akan ke-nabiannya; ketika datangnya burung-burung yang diceritakan dari mulut ke mulut termasuk sesuatu di luar kebiasaan. Begitu juga mukjizat di tangan para nabi-nabi alaihimus shalatu was salam. Sungguh sia-sia belaka tipu daya mereka. Allah SWT membinasakan mereka dengan selemah-lemah bala tentara-Nya, yaitu burung yang tidak mempunyai kebiasaan membunuh. 3). Kisah tersebut juga menunjukkan atas pengagungan Allah SWT pada Ka’bah, pemberian nikmat-Nya atas kaum Quraisy dengan menghalangi musuh dari mereka. Maka wajib atas mereka segera beriman dengan kerasulan Muhammad SAW, menyembah Allah SWT, dan bersyukur atas segala nikmat-Nya. 4). Diutusnya burung atas mereka menjadi indikasi (keistimewaan) Nabi SAW. Sedangkan setelah penetapan kenabian beliau, maka tidak dibutuhkan lagi adanya indikasi tersebut. Karena itu al-Hajjaj tidak diadzab karena merobohkan al-Bait. Sebab ia tidak bermaksud merobohkan Ka’bah. Ia menginginkan hal lain yaitu membunuh Ibn al-Zubair.
Komentar
Posting Komentar