Makna,Arti dan kandungan surat at tin part 3 | sapto triwibowo
Ciri-ciri ini diambil dari firman Allah berikut ini,
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka, dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal. Yaitu orang-orang yang mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan pada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta nikmat yang mulia." (Q.S. Al Anfal 8:2-4)
Setelah beriman, yang bisa menyelamatkan manusia dari kejatuhan adalah 'Amilus shalihat' (beramal saleh). Kalimat 'Amilus shalihat' dalam Al Quran disebut hingga 52 kali. Kata 'amiluu berasal dari kata 'amalun, artinya pekerjaan yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Kata 'shalihaat' berasal dari kata 'shaluha', artinya bermanfaat atau sesuai. Jadi, amal saleh adalah aktivitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa pekerjaan itu memberi manfaat untuk dirinya maupun untuk orang lain, serta pekerjaannya itu sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditentukan. Syaikh Muhammad Abduh mendefinisikannya sebagai berikut,"Amal saleh adalah segala perbuatan yang berguna bagi diri pribadi, keluarga, kelompok, dan manusia secara keseluruhan."
Perlu ditegaskan, amal saleh harus dibarengi dengan poin pertama yaitu iman. Tanpa iman kepada Allah swt., amal yang dilakukan akan sia-sia belaka."Dan Kami hadapkan segala amal baik yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan." (Q.S. Al Furqan 25: 23)
Maka bagi orang-orang yang mengisi hidupnya dengan iman dan karya (amal saleh), bagi mereka "ajrun ghairu mamnun" (pahala yang tiada putus).7.Famaa yukadzdzibuka ba'du biddiin
"Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan hari pembalasan sesudah adanya keterangan-keterangan itu?" Bentuk pertanyaan pada ayat ini, dalam bahasa Arab disebut "istifham inkari", mengandung penegasan bahwa tidak ada alasan apapun yang patut membuat manusia mendustakan hari pembalasan dan mengingkari ajaran-ajaran Allah swt., setelah mengetahui bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling mulia. Surat ini kemudian ditutup dengan kalimat bertanya yang bertujuan agar manusia mau berpikir.8.Alaisallaahu biahkamil haakimiin
"Bukankah Allah itu Hakim yang seadil-adilnya?" Seolah ayat ini mengatakan, "Pikirkanlah wahai manusia, hanya Allah swt. Hakim yang Maha Adil dan Maha Mengetahui kebutuhan kamu. Oleh sebab itu hanya aturan-aturan-Nya yang bisa memenuhi kebutuhanmu!"Semoga kita menjadi orang-orang yang dapat menjaga kemuliaan yang Allah berikan dengan selalu meningkatkan iman dan mengerjakan amal saleh.
Komentar
Posting Komentar